Upacara tahun ini pun sangat istimewa. Istana sedikit mengubah konsep upacara peringatan Hari Kemerdekaan.
Kereta kencana dipakai untuk mengarak replika bendera pusaka dari Monas. Kereta Kencana bernama Ki Jaga Raksa didatangkan langsung untuk membawa bendera Merah Putih dari Monas ke Istana Merdeka. Masyarakat umum pun bisa leluasa melihat prosesi ini.
Dari sisi tamu undangan yang datang ke Istana Merdeka, kali ini lebih banyak undangan dari kalangan masyarakat. Bahkan, sebelum upacara dimulai, Presiden Jokowi datang ke tenda undangan dari kalangan masyarakat untuk bersalaman.
Upacara di pagi hari pun berjalan begitu hikmat. Tim Paskibraka sukses mengibarkan bendera Merah Putih.
Saat upacara di pagi hari, sejumlah pejabat tinggi negara hadir, antara lain jajaran Menteri Kabinet Kerja, Ketua MK, Kapolri, Panglima TNI, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri dan mantan wapres dua generasi Tri Sutrisno dan Boediono.
Atraksi 6 pesawat tempur milik TNI AU yakni F16 dan Sukhoi yang bermanuver di atas Istana Merdeka menutup rangkaian upacara pagi.
Namun, di tengah kemeriahan itu, ada seorang sosok wanita muda yang menitihkan air mata di salah satu sudut ruangan di kompleks Istana. Adalah Gloria Natapradja Hamel, dara asal Depok yang menangis di sudut ruangan Wisma Negara.
Gloria tak bisa menahan air mata saat melihat teman-temannya bertugas sebagai Paskibraka dan masuk di Tim Arjuna yang bertugas mengibarkan bendera. Gloria, seharusnya berada di lapangan bergabung dengan teman-temannya, namun di tengah jalan harapannya nyaris pupus karena tersandung masalah kewarganeraan.
Saat teman-temannya selesai bertugas, Gloria langsung melayangkan pelukan erat. Dia merasa sangat bangga melihat teman-temannya bisa menunaikan tugas dengan baik.
Meski begitu, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam menyisakan sakit. Bagaimana tidak, impiannya untuk menjadi tim Paskibraka harus pupus beberapa hari sebelum 17 Agustus 2016.
Secercah harapan muncul saat waktu makan siang. Saat komandan komplek Istana Kepresidenan mencari-cari Gloria. Sebabnya, Presiden Jokowi ingin bertemu dengan Gloria.
Remaja berdarah Indonesia-Perancis itu akhirnya menemui Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Dalam perbincangan di sebuah meja makan, Gloria menemukan kebahagiaan yang selama ini dicarinya. Presiden dan Wapres secara kompak meminta Gloria untuk masuk Tim Paskibraka yang bertugas di upacara penurunan bendera esok harinya. Sejumlah wejangan pun disampaikan Presiden ke Gloria.
"Tadinya saya mikir, oh ya sudah mungkin ini bukan rejeki aku untuk pake PDU sama temen-temen, tapi akhirnya diberi kesempatan sama Pak Jusuf Kalla dan Pak Jokowi, seneng banget. Terus juga tadi udah pengen nangis, terus seneng banget," kata Gloria.
"Tadi dikasih wejangan, semangat untuk penurunan bendera itu," imbuhnya.
Pukul 16.30 WIB, Gloria yang telah mengenakan seragam Paskibraka lengkap sudah bersiap di dekat halaman Istana Merdeka. Dia bergabung dengan Tim Bima yang bertugas menurunkan bendera Merah Putih.
Sepanjang perjalanan menuju Istana Merdeka, senyum manis terus mengembang di wajah gadis 16 tahun itu. Hingga akhirnya, tiba waktunya bagi Gloria untuk bertugas.
Dia bertugas sebagai tim Gordon, tim pendamping pengibar bendera. Dia pun merasa sangat senang akhirnya bisa bertugas sebagai Paskibraka.
Gloria dan teman-temannya, berhasil menjalankan tugas dengan baik. Sesampainya di Wisma Negara setelah selesai menjalankan tugas, rona kebahagiaan tak bisa disembunyikan Gloria. Dia langsung memeluk teman-temannya sesama anggota Paskibraka.
"Senang yang bakal teringet seumur hidup. Nggak percaya banget karena sudah ikhlas aku nggak tugas nggak apa-apa. Tapi ternyata aku bisa ikut lagi. Nggak bisa dijelasin lagi," tegas Gloria dengan senyum manis yang terkembang di wajahnya.
0 komentar:
Posting Komentar